Analisis Kelayakan Bisnis/Investasi

Semakin ketatnya persaingan bisnis di Indonesia saat ini membuat banyak orang yang ingin terjun menjadi seorang pebisnis mulai berfikir ulang. Mereka belum yakin apakah ide atau gagasan yang dimiliiki bisa mengantarkannya menjadi seorang pebisnis yang sukses atau hanya menambah sederet daftar gagal yang pernah dialami. Perlu diketahui pula bahwa ide atau gagasan itu bisa jadi hanya angina lalu saja, dalam berbisnis suatu ide atau gagasan harus diuji secara benar dengan analisis kelayakan bisnis.

Menjalankan studi kelayakan bisnis atau feasibility study ini menjadi salah satu syarat wajib sebelum berbisnis. Dalam berbisnis tidak boleh asal tanpa perhitungan yang jelas, bisa jadi kegagalan menanti Anda didepan. Dan dalam berbisnis jangan sampai karena kurangnya perhitungan yang matang diawal, bisnis yang kita jalankan ternyata tidak diminati dan tidak dibutuhkan oleh konsumen.

 

Apa itu Analisis kelayakan bisnis? suatu kegiatan yang isinya mempelajari secara mendalam tentang kegiatan bisnis atau usaha yang akan dijalankan untuk menentukan apakah layak atau tidak suatu bisnis dijalankan dari berbagai aspek yang mendukung dalam bisnis. Tujuan utama melakukan studi kelayakan bisnis ini adalah untuk mengukur apakah bisnis bisa berjalan sesuai yang diharapkan atau berhenti ditengah jalan.

 

Kriteria Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:

Payback Period

Benefit / Cash Ration

Net Present Value

Internal Rat of Return

 

Paybck period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.  Kendatipun demikian, kita harus berhati hati menafsirkan kriteria payback period ini. sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun).

B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasil

kan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Net Present Value adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu. NPV biasa digunakan dalam penganggaran modal untuk menganalisis profitabilitas dari sebuah proyek. Untuk menghitungnya, ada rumus NPV yang baku dan bisa kita gunakan.  Rumus NPV (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

Internal rate of return (IRR) adalah tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak investasi yang digunakan (r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.


Contoh kasus dan perhitungan penilaian investasi dengan vpn :

Manajemen Perusahaan ADC ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50 juta per tahun selama lima tahun.

Pertanyaannya, apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaian:

Ct = Rp. 50 juta

C0 = Rp. 150 juta

r = 12% (0,12)

Jawaban:

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

NPV = 180,24 – 150

NPV = 30,24

Jadi nilai NPV adalah Rp30,24 juta.


Contoh video perhitungan vpn





Komentar

Postingan Populer